Tips

Bagaimana Cara Melakukan Tes COVID-19?

Pandemi COVID-19 sampai saat ini semakin mewabah, seakan tak pernah berhenti menjangkiti masyarakat baik anak kecil hingga dewasa sekalipun. Oleh karena itu,...

Written by admin · 3 min read >
Bagaimana Cara Melakukan Tes COVID 19

Pandemi COVID-19 sampai saat ini semakin mewabah, seakan tak pernah berhenti menjangkiti masyarakat baik anak kecil hingga dewasa sekalipun. Oleh karena itu, sebagai pencegahan agar tidak terlalu menular kemana-mana maka diadakan yang namanya tes covid-19.

Mengenal Rapid Test Virus Corona

Mengingat orang yang positif terinfeksi COVID-19 semakin banyak, kini dalam mencegah permasalahan tersebut diadakan yang namanya rapid test.

Dengan tujuan untuk dapat mengetahui siapa saja yang telah atau berpotensi menyebarkan virus corona agar dilakukan tindakan lebih lanjut.

Rapid test yang telah banyak beredar belakangan ini ialah sebuah metode untuk dapat mendeteksi antibodi seperti IgM dan juga IgG.

Diproduksi langsung oleh tubuh untuk bisa melawan virus COVID-19. Akan tetapi, pembentukan antibodi tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar.

Tak hanya rapid test saja, baru-baru ini muncul pernyataan bahwa rapid test dibuat untuk dapat mendeteksi antigen.

Bahkan protein yang dikatakan bisa membentuk badan virus penyebab COVID-19 beserta SARS-Cov-2. Metode ini dikenal lebih akurat daripada rapid test antibodi.

Jenis-jenis Tes COVID-19

Jenis-jenis Tes COVID-19

Dalam pencegahan virus corona yang semakin mewabah saat ini, dilakukan tes massal yang biasanya seringkali dilaksanakan guna mendeteksi seseorang apakah terinfeksi COVID-19 atau tidak.

Setiap jenis pemeriksaan ini juga pastinya memiliki cara serta tingkat akurasi berbeda-beda.

Baca juga : Tips Mengatur Keuangan Untuk Milenial di Masa Pandemi

1. Tes Molekuler (RNA atau PCR)

Salah satu tes yang biasanya dilakukan untuk mendeteksi seseorang terinfeksi virus corona atau tidak ialah tes molekuler atau biasanya disebut sebagai RNA / PCR.

Tes dan hasilnya dianggap paling akurat. Metode pengujiannya dilaksanakan dengan cara mengumpulkan sampel lendir.

Durasi tes berlangsung selama kurang lebih 15 sampai 30 menit. Sampel lendir tersebut diambil dari hidung atau bahkan tenggorokan dengan menggunakan sebuah kain penyeka yang dikhususkan.

Sampel yang telah terkumpul nantinya akan digunakan untuk mendeteksi adanya materi genetik.

Setelah semua selesai, maka hasilnya didapatkan dalam waktu maksimal 7 hari. Lalu kapan waktu efektif melakukan test? Yaitu selang 5 hari setelah terpapar fitur. Namun satu hal yang menjadi kekurangan yakni biayanya cukup mahal.

2. Tes Antigen (Rapid Test)

Selanjutnya ada lagi yang dinamakan rapid test atau disebut sebagai tes antigen. Biasanya hasil dari tes ini bisa didapatkan dalam hitungan menit, bahkan biayanya pun juga tergolong murah.

Jadi, siapa saja bisa melakukannya baik sebelum bepergian atau sesudah dari suatu tempat tertentu.

Akan tetapi, tingkat akurasi dari tes rapid ini untuk dijadikan sebagai pendeteksi infeksi aktif sangatlah rendah. Sehingga jenis test seperti ini tidak disarankan bagi Anda yang ingin mendeteksi adanya virus COVID-19. Rapid test bisa dilakukan dimanapun tanpa analisis laboratorium.

Baca juga : Ingat Masih Pandemik! Inilah Tips Untuk Tetap Sehat di Era New Normal

3. Test Antibodi Atau Tes Darah

Sedangkan untuk tes antibodi ini digunakan untuk dapat mencari antibodi terhadap COVID-19. Namun, tes ini tidak bisa mendiagnosa adanya infeksi virus corona aktif melainkan hanya mendeteksi apakah seseorang tersebut pernah mengalami infeksi di masa lalu.

Untuk durasinya sendiri berkisar antara 10 sampai dengan 15 menit. Dengan mengambil sampel darah dari ujung jari. Hal ini digunakan untuk mengetahui seberapa kuat antibodi seseorang tersebut. Namun tingkat akurasi tergantung dari alat yang digunakan.

Tes antibodi ini tak bisa dideteksi hingga beberapa hari setelah infeksi dimulai. Sehingga, jenis tes antibodi ini tidak disarankan bagi Anda yang ingin mendeteksi adanya virus COVID-19 sampai seseorang tersebut mengalami gejala paling tidak minimal dalam jangka waktu empat belas hari.

4. Tes Antigen

Sedangkan tes antigen, seperti tes PCR juga membutuhkan usap hidung maupun tenggorokan. Namun, kegunaannya tidak seperti PCR yang mencari genetik virus COVID-19, justru mencari protein hidup di permukaan virus.

Untuk durasi waktu juga tidak jauh berbeda, yaitu antara 15 sampai dengan 30 menit. Tes ini dinilai lebih akurat daripada rapid untuk antibodi.

Namun jika melakukannya, tidak berlaku untuk perjalanan jauh, terlebih ke luar kota dengan pesawat.

Proses ini dinilai kurang akurat daripada uji PCR, selain tak ada banyak bahan kimia juga kurang sensitif. Hasilnya bisa saja salah, misal saat tes yang sudah diambil atau terdeteksi adalah protein yang mirip dengan virus corona. Namun, dibandingkan tes rapid, test antibodi dan antigen lebih akurat.

Baca juga : Buat yang Work From Home Jangan Mengeluh Dulu. Ini Tantangan dan Manfaat WFH

Bagaimana Hasil Selanjutnya Jika Rapid Test Positif?

Bila hasil dari rapid tes tersebut positif akan tetapi tidak bergejala / gejala ringan, biasanya seseorang disarankan isolasi mandiri di rumah.

Apalagi jika pernah berkontak dengan pasien COVID-19, bisa dinyatakan OTG (orang tanpa gejala). Namun, jika hasilnya positif dan bergejala kemungkinannya :

1. Tes PCR Positif

Jika hasil dari tes PCR nya positif maka seseorang tersebut didiagnosis terkena COVID-19. Pasien yang mengalami gejala ringan serta tak memiliki penyakit lain seperti diabetes atau hipertensi bisa saja melakukan isolasi di rumah. Namun, tetap saja harus berdasarkan pada keputusan dokter.

Sedangkan bagi pasien yang mempunyai penyakit lain tersebut dengan gejala yang cukup berat maka sudah seharusnya di rawat di rumah sakit tepatnya berada di ruangan isolasi khusus COVID-19 untuk mendapatkan perawatan intensif seperti meredakan gejala serta meningkatkan imun.

2. Tes PCR Negatif

Jika hasil dari tes PCR nya negatif dari SARS-CoV-2 atau virus penyebab adanya COVID-19, seseorang tersebut tetap diperlakukan sebagai seorang pasien yang terkena gangguan pernapasan.

Bila gejalanya cukup berat dan dokter menilai pasien perlu rawat inap, maka harus dirawat.

Namun, dengan ruangan yang terpisah dari pasien yang terinfeksi virus COVID-19. Untuk pemeriksaan rapid tes sendiri sebenarnya tidak dianjurkan.

Terlepas bagaimanapun hasilnya, seseorang tersebut tetap harus melakukan tindak pencegahan untuk dapat melindungi dirinya.

Baca juga : Tata Cara Bermain Bentengan yang Mengasikan

Penjelasan Lain dari Tes COVID-19?

Seringkali masyarakat masih bingung dalam menelaah hasil tes COVID-19. Misalkan ada dua tes pertama yaitu rapid test dan juga serologi hanya berdasarkan dengan antibodi reaktif atau non jasa terhadap materi asing yang masuk dalam tubuh setiap orang masing-masing.

Jikalau rapid test antigen atau rapid SWAB memeriksa tingkat reaktif / non reaktif berdasarkan antigen virus. Jadi, bila ada materi virus corona apapun yang bahkan berasal dari family corona maka reaktif.

Corona sendiri memiliki 4 tipe yaitu SARS, MERS COVID19 (SARS Cov-2).

Padahal jika dilihat-lihat, belum tentu hal tersebut adalah COVID-19 atau SARS Cov-2, bisa jadi justru SARS Cov-1 atau MES.

Sedangkan RT-PCR itu memeriksa hingga ke generik virusnya, entah SARS, MERS atau bahkan memang COVID-19 yang biasanya disebut SARS Cov-2. Jika hasil RT-PCRnya positiv maka sudah pasti terjangkit corona.

Seperti itulah penjelasan secara rinci terkait tes covid-19. Ketika hendak melakukan sebuah tes untuk dapat mendeteksi adanya virus corona atau tidak, kenali terlebih dahulu macam-macam tes nya sehingga tau mana yang akurat.

 

Rekomendasi Laptop Murah Dan Bagus

admin in Hobbies, Tips
  ·   2 min read

Tinggalkan Balasan